Kamis, 19 September 2013

SUNGAI TERINDAH DI DUNIA, PENUH DENGAN WARNA


INILAH Sungai Terindah di Dunia, Warna Warni Pelangi

Kalau kita kurang pengetahuan, mungkin dari kita sudah mencurigai foto-foto sungai indah di bawah ini adalah hasil manipulasi photoshop. Awalnya saya pun berlaku demikian. Tetapi ketika membaca deskripsinya, sungai indah dengan penuh warna seperti pelangi ini memang merupakan sebuah sungai yang nyata dan memang cukup langka.


Sungai indah ini bernama Caño Cristales – “River of five colors”, terdapat di Kolombia, Amerika Selatan. Tidak tau dan tidak dijelaskan asal muasal warna yang terlihat dipermukaan sungai Caño Cristales, tapi yang pasti adalah, memang sungai ini sangat elok. Mungkin jika punya uang lebih, bisa berkunjung ke sana, merasakan sendiri ciptaan TUHAN yang sedemikian hebatnya sambil tentunya membawa fotonya pulang sebagai kenang2an.


INILAH FOTO-FOTO WARNA-WARNI DI SUNGAI :











Jasa Raharja

Sejarah

1960
Sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk melakukan nasionalisasi terhadap Perusahaan-Perusahaan milik Belanda dengan diundangkannya Undang-Undang No.86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda.
Penjabaran dari Undang-Undang tersebut dalam bidang asuransi kerugian, pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi kerugian Belanda berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.6 tahun 1960 tentang Penentuan Perusahaan Asuransi Kerugian Belanda yang dikenakan Nasionalisasi.
Adapun perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi dimaksud sebagai berikut:
  1. Perusahaan Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta.
  2. Perusahaan Firma Blom & van Der Aa di Jakarta.
  3. Perusahaan Firma Sluyters di Jakarta.
  4. Perusahaan N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta.
  5. Perusahaan N.V. Assurantie Kantor Langveldt-Schroder di Jakarta.
  6. Perusahaan N.V. Zee-en Brandassurantie Maatschappij van 1851 c.s. di Jakarta.
  7. Perusahaan N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij di Jakarta.
  8. Perusahaan N.V. Nederlandsche Lloyd di Jakarta.
  9. Perusahaan N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara Llyod di Jakarta.
  10. Perusahaan N.V. Assurantie Kantor O.W.J. Schlenceker di Jakarta.
  11. Perusahaan N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” di Jakarta.
  12. Perusahaan Jakarta Assurantie & Administratie Kantor di Jakarta.
  13. Perusahaan Yayasan Onderlinge Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F) di Jakarta.
  14. Perusahaan PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) di Jakarta.
Peraturan Pemerintah tersebut ditetapkan tanggal 16 Januari 1960, namun berlaku surut sampai tanggal 3 Desember 1957.
Selanjutnya, beberapa perusahaan yang telah dinasionalisasi tersebut ditetapkan dengan status badan hukum Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) sesuai dengan  Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara yang seluruh modalnya merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia.
Sebagai perusahaan negara, berdasarkan Pengumuman Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960, kemudian nama perusahaan-perusahaan tersebut diubah sebagai berikut :
No.
NAMA LAMA
NAMA BARU
1.
  1. Firma Blom & Van Der Aa di Jakarta
  2. Firma Bekouw & Mijnssen di Jakarta.
  3. Firma Sluyters & Co
  4. N.V. Assurantie Maatschappij Jakarta di Jakarta.
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA BHAKTI”
2.N.V. Assurantie Kantoor Langveldt-Schroder di JakartaPerusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA DHARMA”
3.
  1. N.V. Zee-en Brandassurantie Maatschappij van 1851 c.s. di Jakarta.
  2. N.V. Javasche Verzekerings Agenturen Maatschappij di Jakarta.
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA CHANDRA”
4.
  1. N.V. Nederlandsche Lloyd di Jakarta.
  2. N.V. Maskapai Asuransi dan Administrasi Umum Nusantara Llyod di Jakarta.
  3. NV Brandwaarberg Maatschaapij B.M.I van 1863
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA CHANDRA”
5.
  1. N.V. Assurantie Kantor O.W.J. Schlenceker di Jakarta.
  2. N.V. Kantor Asuransi “Kali Besar” di Jakarta
Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA MULYA”
6.Jakarta Assurantie & Administratie Kantor di Jakarta.Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA DJASA”
7.PT Maskapai Asuransi Arah Baru (Arba) di Jakarta.Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA SAKTI”
8.Yayasan Onderlinge Landmolestverzekerings Fonds (O.L.F)Perusahaan Asuransi Kerugian Negara “IKA BHARATA”
1961
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya, keempat PNAK tersebut yang semula berdasarkan Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.12631/B.U.M. II. tanggal 9 Februari 1960 yang nama perusahaannya disebut dengan “Ika” menjadi “Eka”.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah itu pula, keempat PNAK tersebut yaitu Eka Bhakti, Eka Dharma, Eka Mulya dan Eka Sakti pada tanggal 1 Januari 1961 dilebur untuk menjadi satu perusahaan dengan nama PNAK Eka Karya. Dengan peleburan tersebut, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan, pegawai dan usaha keempat perusahaan tersebut beralih kepada PNAK Eka Karya.
Namun dalam Pengumuman Menteri Keuangan (Badan Penguasa Perusahaan-perusahaan Asuransi Kerugian Belanda) No.: 29495%/B.U.M.II tanggal 31 Desember 1960, penyebutan nama perusahaan-perusahaan tersebut kembali menggunakan “Ika” termasuk perusahaan yang baru didirikan tersebut yaitu “Ika Karya”. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karena Pengumuman Menteri Keuangan tersebut diterbitkan mendahului diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Eka Karya yaitu pada tanggal 24 Maret 1961.
PNAK Eka Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, agen atau koresponden di dalam dan/atau di luar negeri, bergerak dalam bidang usaha perasuransian yaitu:
  1. mengadakan dan menutup segala macam asuransi termasuk reasuransi, kecuali pertanggungan jiwa.
  2. memberi perantaraan dalam penutupan segala macam asuransi.
1965
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.8 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Djasa Rahardja, mulai 1 Januari 1965 PNAK Eka Karya dilebur menjadi perusahaan baru  dengan nama “Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja”dan seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya dialihkan kepada PNAK Jasa Raharja.
Sebagaimana PNAK Eka Karya, PNAK Jasa Raharja pun berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dan dapat mempunyai kantor cabang, kantor perwakilan, sedangkan untuk agen atau koresponden hanya diperkenankan di dalam negeri.
Berbeda dengan PNAK Eka Karya yang memberikan pertanggungan yang bersifat umum untuk segala jenis asuransi, maka PNAK Jasa Raharja didirikan dengan kekhususan memberikan pertanggungan  dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang termasuk reasuransi dan perantaraan dalam bidang asuransi tanggung jawab kendaraan bermotor dan kecelakaan penumpang.
Beberapa bulan sejak pendirian PNAK Jasa Raharja, tepatnya tanggal 30 Maret 1965 Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan No. B.A.P.N. 1-3-3 yang menunjuk PNAK Jasa Raharja untuk melaksanakan penyelenggaraan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Undang-Undang Nomor 33 dan Undang-Undang  Nomor 34 tahun 1964.
1970
Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang. Pasal 2 ayat 2 dari UU tersebut menyatakan bahwa PERUM adalah Perusahaan Negara yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang No. 19 Prp tahun 1960.
1978
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja”, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja mendapat mandat tambahan untuk menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Penunjukan tersebut menjadikan Jasa Raharja sebagai pionir penyelenggara surety bond di Indonesia, di saat perusahaan asuransi lain umumnya masih bersifat fronting office dari perusahaan surety di luar negeri sehingga terjadi aliran devisa ke luar negeri untuk kepentingan tersebut.
Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.
1980
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin berkembang sehingga diperlukan pengelolaan usaha yang lebih terukur dan efisien, maka pada tahun 1980 berdasarkan PP No.39 tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi Kerugian “Jasa Raharja” menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
1981
Anggaran Dasar Jasa Raharja yang semula diatur dalam Peraturan Pemerintah pendiriannya, maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO) pengaturannya harus dipisahkan. Anggaran Dasar Jasa Raharja tersebut selanjutnya dituangkan dalam Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981.
Dengan adanya perubahan nomenklatur kementerian, pada tahun ini pula, Pemerintah melalui Menteri Keuangan memperbaharui penunjukan Jasa Raharja dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan No: 337/KMK.011/1981 tanggal 2 Juni 1981 tentang Penunjukan Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja untuk Menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
1994 – Sekarang
Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992  tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964.

Kuta Beach Bali

Kuta Beach Bali


Kuta mainstreet
Kuta is located in Indonesia Bali
Kuta
Location in Bali
Kuta is located in Indonesia
Kuta
Location in Indonesia





 
 Kuta Beach viewed from Seminyak.
Kuta is administratively a district (kecamatan) and subdistrict/village (kelurahan) in southern Bali, Indonesia. A former fishing village, it was one of the first towns on Bali to see substantial tourist development, and as a beach resort remains one of Indonesia's major tourist destinations. It is known internationally for its long sandy beach, varied accommodation, many restaurants and bars, and many renowned surfers who visit from Australia. It is located near Bali's Ngurah Rai Airport.
Kuta was the site of the October 12, 2002 1st Bali bombing (202 killed) and the October 1, 2005 2nd Bali bombing (26 killed).
The Balinese Provincial Government have taken the view that the preservation of the Balinese culture, natural resources and wildlife are of primary importance in the development of the island. To this end they have limited tourist development to the peninsula on the extreme southern aspect of the island; Kuta beach is on the western side of this peninsula and Sanur is on the east. To the north of the peninsula no new tourist development is supposedly permitted..
To the south, Kuta Beach extends beyond the airport into Jimbaran. Other nearby towns and villages include Seseh (6.4 nm), Denpasar (4.5 nm), Ujung (1.8 nm), Pesanggaran (2.0 nm), Kedonganan (2.9 nm) and Tuban (1.0 nm).
 

Kuta beach.

Surfing in Kuta.

Kuta Square
Kuta District (Indonesian:Kecamatan Kuta) covers subdistricts/villages (Indonesian:Kelurahan/Desa) of Kuta Village, Legian, Seminyak, Kedonganan, and Tuban. Furthermore Badung Regency has 3 districts with the name Kuta: Kuta, Kuta South District Kecamatan Kuta Selatan (Jimbaran and the whole Nusa Dua peninsula), and Kuta North District Kecamatan Kuta Utara (villages of Kerobokan Klod, Kerobokan, Kerobokan Kaja, Tibu Beneng, Canggu and Dalung).
Kuta is now the center of an extensive tourist-oriented urban area that merges into the neighboring towns. Legian, to the north, is the commercial hub of Kuta and the site of many restaurants and entertainment spots. Most of the area's big beachfront hotels are in the southern section of Tuban.
Legian and Seminyak are northern extensions of Kuta along Jl. Legian and Jl. Basangkasa. They are somewhat quieter suburbs with cottage-style accommodations, where many of the expat crowd live. Also to the north are Petitenget, Berawa, Canggu, and Seseh — new and quieter continuations of Kuta's beach. They are easy to reach through Abian Timbul or Denpasar and Kerobokan. Several large hotels are located in this area: the Oberoi Bali, Hard Rock Hotel Bali, the Intan Bali Village, the Legian in Petitenget, the Dewata Beach and the Bali Sani Suites in Berawa.

Bali bombing memorial

After the first Bali Bombing in 2002 at Kuta, a permanent memorial was built on the site of the destroyed Paddy's Pub on Legian Street. (A new bar, named "Paddy's: Reloaded", was reopened further along Legian Street.) The memorial is made of intricately carved stone, set with a large marble plaque, which bears the names and nationalities of each of those killed. It is flanked by the national flags of the victims. The monument is well-maintained and illuminated at night.
The memorial was dedicated on 12 October 2004, the second anniversary of the attack. The dedication included a Balinese Hindu ceremony and the opportunity for mourners to lay flowers and other offerings. The Australian ambassador and Indonesian officials attended the ceremony as most of the victims were Australians.
The Balinese mark their commitment in a nine-day long event. After major cleansing ceremonies, establishing a memorial for the lost lives, and paying respect to those who left loved ones behind, the people of Kuta look forward to restoring Bali’s image through an event named "Kuta Karnival — A Celebration of Life”. The community event consists of traditional art performances such as Balinese Sunset Dances, sports on the beach as well as in the water for young and old plus rows and rows of culinary displays along the one kilometre of sandy beach.
In line with the return of tourism to Kuta, Kuta Karnival has grown into a tourism promotional event with major coverage from television and newspapers from across the globe. Companies, embassies, Non-Government Organizations, associations and even individuals come forth to get involved in the various events such as a Balinese dance competition presented by a surf-wear company, an environment exhibition presented by an embassy, a fun cycle presented by a group of individuals, a seminar presented by an association and a parade on the streets presented by an NGO. Tourists and locals alike, more than ninety thousand people participates in the numerous events, year after year.
A repeated tragedy in Bali in 2005 did not reduce the Kuta community’s determination to carry out this annual event. Kuta Karnival is conducted to commemorate and give respect to the victims of human violence and show the world the true spirit of local community survival despite terrorism attacks.

Kuta Beach

Kuta Beach is a beach located in Kuta. The beach has been notable since early 1970s. Kuta beach is also known as Sunset Beach, as opposed to the Sunrise Beach, another name for Sanur Beach. Luxury resorts, restaurants, and clubs are located along the beach.
In 2011, a two-meter white sandstone fence, built in a Balinese architecture style, was built along the road to block the sand from blowing to the cafes and restaurants. The project costed Rp.4 billion ($0.47 million). Some tourists dislike it as it is considered blocking the beach view, while some others believe the wall help dampens the sounds from the congested traffic street. To make the beach cleaner, as of late August 2011, the vendors are prohibited to sell food at the Kuta Beach, but they are still allowed to sell beverages and souvenirs.