Sabtu, 17 Desember 2011

The Dragon,Chris John

CHRIS JOHN "THE DRAGON"


Yohannes Christian John, atau lebih dikenal sebagai Chris John (lahir di Banjarnegara, 14 September 1979; umur 32 tahun) adalah seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia ketiga yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical dan Nico Thomas.

Masa kecil
Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir, melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka masih berusia dini, sekitar usia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang.

Awal karier
Chris John kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan menegangkan selama 12 ronde. Chris John sempat terkena knockdown dua kali di ronde pertama, tapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul KO Alfaridzi pada ronde ke-12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu. Menurut pengakuan Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami pendarahan pada hidung karena tulang hidungnya patah.
Setelah beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut gelar PABA kelas bulu.

Data diri

Nama asli : Yohannes Christian John

Julukan : The Dragon
The Indonesian Thin Man

Kelas : Featherweight
Tinggi : 5 ft 6.5 in (1.69 m)
Jangkauan : 65 in (170 cm)
Kebangsaan : Indonesia
Lahir : 14 September 1979 (umur 32)
Banjarnegara, Indonesia (Tinggal di Semarang)
Gaya : Orthodox

Catatan pertandingan
Total tanding : 47
Menang : 45
Menang KO : 22
Kalah : 0
Imbang : 2

Kejuaraan dunia

Meraih gelar juara kelas bulu WBA
Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title).
Tak lama, WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan lagi gelar interim) kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF). Saat itu, sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John sebagai juara reguler.

Menang melawan Osamu Sato di Tokyo, Jepang
Meskipun demikian, gelar WBA definitif tersebut hanya dipandang sebelah mata oleh pers Indonesia, dan Chris John dianggap sebagai juara di atas kertas belaka. Namun semua pandangan miring itu terhapus saat dengan perkasa Chris John mengalahkan lawannya Osamu Sato (Jepang) di Ariake Colliseum, Tokyo, Jepang, pada 4 Juni 2004. Chris John menang angka mutlak atas lawannya yang didukung oleh suporter tuan rumah. Dengan kemenangan itu, selain mendapat pengakuan di Indonesia, Chris John juga menjadi sangat populer di Jepang. Saat turun dari tangga pesawat, seluruh pilot dan awak pesawat Garuda Indonesia memberi hormat ala militer kepada Chris John dan tim.

Seri melawan Jose Cheo Rojas yang pertama
Pada 3 Desember 2004, Chris John berhasil mempertahankan gelar melawan petinju kidal Jose Cheo Rojas (Venezuela) di Tenggarong, Kutai Kartanegara melalui pertarungan berdarah akibat benturan kepala pada ronde 4. Pertarungan itu dihentikan oleh wasit dan dinyatakan hasilnya seri atau technical draw.
Sayang, setelah pertandingan ini, Chris John terpaksa harus memutuskan kontrak dengan pelatih Sutan Rambing karena ketidaksepakatan masalah pembagian hasil pertandingan. Selanjutnya, Chris John dilatih oleh Craig Christian dari Harry's Gym, Perth Australia. Berbulan-bulan pertikaian Chris John dan Sutan Rambing terus berlanjut dan semakin memanas serta sempat berlanjut ke meja hijau, namun akhirnya masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Menang melawan Derrick Gainer
Chris John vs. Derrick Gainer, langkah penting Chris John ke pentas dunia
22 April 2005, Chris John wajib meladeni sang mantan jawara kelas bulu WBA, Derrick Gainer dari Amerika Serikat, yang sangat berambisi merampas kembali gelarnya yang hilang. Di tengah pesimisme publik tinju di tanah air karena ini adalah debut Chris John setelah ditangani tim pelatih baru, Chris John mampu tampil luar biasa, dan berhasil mempecundangi sang mantan juara tersebut lewat kemenangan angka mutlak 12 ronde, walaupun Chris John sempat terjatuh (knockdown) di ronde 1 akibat pukulan Gainer yang cepat.

Menang melawan Tommy Browne di Australia
7 Agustus 2005, Chris John menang TKO ronde 10 melawan Tommy Browne di Penrith, Australia. Wasit yang memimpin pertandingan tersebut menyarankan kubu Browne agar menyerah, karena melihat pertandingan sudah tidak seimbang. Kubu Browne menerima saran wasit itu, dan Chris John dinyatakan menang TKO ronde 10.

Menang melawan Juan Manuel Marquez
Juan Manuel Marquez, lawan terberat Chris John
Setelah kemenangan mudah di Australia, kali ini Chris John harus bertanding melawan mantan raja kelas bulu WBA dan IBF yang sangat ditakuti karena ketajaman pukulannya, yakni Juan Manuel Marquez dari Meksiko. Walau berstatus mantann juara, namun Marquez masih dinyatakan sebagai petinju kelas bulu terkuat saat itu.
Lewat negosiasi yang alot, akhirnya Marquez yang merupakan salah satu petinju terbaik Meksiko (dan dunia) saat itu, bersedia meladeni Chris John di Indonesia. Promotor Muhammad Arsyad memboyong hak pertandingan Chris John vs JM Marquez ke Tenggarong, Kalimantan Timur.
Dalam pertandingan yang sangat menarik dan penuh dengan adu teknik dan skill tingkat tinggi, Chris John akhirnya mampu menundukkan petinju dari Meksiko yang dikenal dengan pukulan kerasnya tersebut dengan kemenangan angka mutlak. Pukulan satu dua Chris John berhasil mendarat lebih cepat dari sergapan buas Marquez. Menjelang pertandingan melawan Marquez ini, Chris John memproklamirkan julukan barunya sebagai "The Dragon" alias "Sang Naga" menggantikan julukan lamanya "The Indonesian Thin Man", karena sebagai pemuda keturunan Tionghoa, Chris John mempercayai bahwa binatang naga selalu membawa keberuntungan dalam hidup.
Kemenangan atas Marquez dinilai sebagai kemenangan terbesar Sang Naga. Tidak hanya karena kekuatan pukulan Marquez yang sangat terkenal, tapi juga prestasi Marquez yang saat itu disebut-sebut sebagai petinju No. 1 di kelas bulu. Bahkan, setelah kalah dari Chris John, Marquez naik kelas dan menjadi juara di kelas ringan yunior.

Menang melawan Renan Acosta
Pada 9 September 2006, Chris John berhadapan dengan lawan yang relatif ringan, Renan Acosta dari Panama, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta. Chris John memenangi hampir di semua ronde, namun dia gagal memukul KO lawannya tersebut, sehingga dia dinyatakan menang angka mutlak dengan penilaian hakim hampir seluruh ronde dimenangi oleh Chris John.

Menang melawan Jose Cheo Rojas yang kedua
Chris John vs. Jose Cheo Rojas II
Pada tanggal 3 Maret 2007 Sang Naga berhasil menuntaskan rasa penasarannya atas satu-satunya lawan yang berhasil menahan seri, yakni Jose Cheo Rojas. Dalam suatu pertandingan seru, Chris John berhasil menang angka mutlak atas Rojas di Stadion Tenis Indoor, Jakarta. Sempat terjadi kekisruhan mengenai keterlambatan pembayaran honor dari promotor, namun semua masalah akhirnya bisa diselesaikan dengan baik.

Menang melawan Zaiki Takemoto di Kobe, Jepang
Chris John (kanan) vs. Zaiki Takemoto
Tanggal 19 Agustus 2007 Chris John kembali mempertahankan gelarnya. Bertanding di Kobe Fashion Mart, Pulau Rokko, Kobe, Jepang Chris John tidak menemukan kesulitan berarti untuk mengalahkan penantangnya, Zaiki Takemoto dengan TKO di ronde kesepuluh, setelah sebelumnya Takemoto terkena knockdown dua kali, pada ronde 6 dan 8. Kubu Takemoto yang sudah berhitung bahwa Takemoto tidak akan mampu mengalahkan Chris John, akhirnya memutuskan Takemoto menyerah pada saat jeda istirahat menjelang ronde 10 dimulai. Zaiki Takemoto adalah penantang peringkat 8 kelas bulu WBA, yang merupakan petinju keturunan Korea kelahiran Kobe. Tak kurang 300 pendukung dari Indonesia yang terdiri dari para pelajar dan karyawan di Jepang, termasuk Menpora Adhyaksa Dault hadir di arena pertandingan untuk memberikan dukungan moral kepada Chris John.
Sukses mempertahankan gelar untuk kedelapan kalinya dan kali ini di luar negeri, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengundang Chris John ke Istana Negara bersama empat pemain bulu tangkis yang memenangi kejuaraan dunia di Malaysia pada waktu yang hampir bersamaan. Pada kesempatan tersebut, Presiden Yudhoyono memberikan hormat ala militer kepada Chris John sebagai apresiasi pribadi yang tinggi atas keberhasilannya mempertahankan gelar. Presiden juga menyampaikan rasa bangga atas prestasi Chris John.

Menang melawan Roinet Caballero di Jakarta, Indonesia
26 Januari 2008: Pertandingan wajib melawan peringkat 1 Roinet Caballero dari Panama. Pertandingan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Indonesia. Pertandingan dipromotori oleh Zaenal Thayeb bekerjasama dengan tim manajemen Chris John, dan disiarkan langsung oleh RCTI yang direlay langsung oleh TV4 Panama. Pertandingan dimenangkan oleh Chris John dengan TKO di ronde ketujuh. Dengan kemenangan ini, Chris John sudah mempertahankan gelar sebanyak 9 kali, dan 4 di antaranya adalah pertarungan wajib.

Menang melawan Hiroyuki Enoki
Setelah beberapa kali batal mempertahankan gelar melawan Jackson Asiku dari Uganda di Australia dan Indonesia serta Michael Lozada di Meksiko, Chris John akhirnya bertanding mempertahankan gelar kesepuluh kalinya di Tokyo, Jepang, melawan petinju kelahiran Akita, Jepang Utara, Hiroyuki Enoki, 24 Oktober 2008.
Chris John untuk ke-10 kalinya berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu versi WBA. Melawan Hiroyuki Enoki di Korakuen Hall, Tokyo, Jepang, Jumat (24/10), petinju kebanggaan Indonesia itu menang angka setelah melewati pertarungan berdarah sepanjang 12 ronde. Chris John tampil dengan berani, meladeni pertarungan jarak rapat dan saling bertukar pukulan. Akibat pertandingan ini, Chris John menderita luka di bawah mata kiri dan atas mata kanan, sehingga harus menjalani operasi kecil di RS MMC, Jakarta, dan mendapatkan sekitar 70 jahitan. Enoki sendiri mengalami pembengkakan mata kiri sejak ronde 4, dan praktis mata kirinya tertutup oleh bengkak tersebut. Menurut Chris John, Enoki adalah petinju Jepang yang paling kuat dia pernah hadapi, dan dapat disetarakan dengan Juan Manuel Marquez, lawan terberat yang pernah dihadapi Chris John sebelumnya.

Seri melawan Ricardo Rocky Juarez
Dalam pertandingan pada tanggal 28 Februari 2009 di Houston, Texas, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan petinju tuan rumah Ricardo Rocky Juarez, Chris John meraih hasil seri setelah ketiga juri sama-sama memberikan hasil 114-114. Di tengah tekanan pendukung petin ju tuan rumah, Chris John mampu tampil baik, walaupun berakhir seri, sesuai peraturan tinju profesional, Chris John berhak mempertahankan gelar walaupun hasilnya seri.

Menang melawan Ricardo Rocky Juarez
Karena merasa dicurangi atas hasil seri pertandingan pertama di Houston, Texas, asal Juarez, kubu CJ minta pertandingan ulang diadakan di Los Angeles, California. Pihak promotor akhirnya bersedia memindahkan pertarungan ulang ke California, dijadwalkan pada 27 Juni 2009. Pertandingan ini kemudian ditunda, karena 7 hari jelang hari-h, Chris John terserang hypoxemia.

Pada 19 September 2009, tanding ulang Chris John vs Rocky Juarez akhirnya dilangsungkan di MGM Grand, Las Vegas, Nevada, AS. Chris John berhasil menang dengan kemenangan angka mutlak.

Menang Melawan Fernando David Saucedo
Setelah pertandingan ini mundur sampai akhir Juli akibat cedera bahu yang dialami Chris John saat latihan. Pada Minggu, 5 Desember 2010 diadakan pertandingan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Indonesia. Sebelum pertandingan, Chris John mengatakan ambisinya menaklukan lawan sebelum ronde ke-10. Setelah melewati 12 ronde, Chris John dinyatakan menang secara mutlak, 119-109, 119-109, dan 120-108.

Menang melawan Daud Cino Yordan
Chris John berhasil menjawab keraguan para penggemarnya bahwa stamina dia sudah menurun, dengan menundukkan petinju muda berbakat Indonesia, Daud Cino Yordan asal Kayong, Kalimantan Barat dalam pertandingan di Jakarta International Expo, 17 April 2011. Chris John berhasil mendominasi serta unggul angka secara mutlak atas Daud. Pertandingan ini merupakan kali ke-14 Chris John mempertahankan gelar juara kelas bulu WBA yang diperolehnya sejak tahun 2003.

Keluarga
Chris John menikah dengan Anna Maria Megawati, mantan atlet wushu, pada tahun 2005, dan telah dikaruniai dua orang putri bernama Maria Luna Ferisha dan Maria Rosa Christiani.
Selain atlet tinju, Chris John juga sempat dikenal sebagai atlet nasional wushu. Keberhasilan Chris di dunia tinju, membawanya ke profesi sampingan, antara lain bintang iklan untuk berbagai produk dan komentator tinju di televisi.

Karier di luar ring

Sebagai bintang iklan
Extra Joss - (Minuman berenergi) - TV dan non TV (kontrak sudah selesai)
Kuku Bima Ener-G - (Minuman berenergi) - TV dan non TV
Iklan Kampanye anti HIV - TV
Fire Power - zat aditif untuk kendaraan (perusahaan Australia) - non TV

Lain-lain
Selain petinju, Chris John adalah seorang atlet wushu yang berprestasi, di antaranya merebut medali emas kelas 52 kg SEA Games di Jakarta 1997, serta medali perunggu kelas yang sama pada SEA Games di Kualalumpur 2001.
Sebagai motivator untuk para karyawan dan agen asuransi Prudential
Bekerjasama dengan designer Samuel Wattimena yang senantiasa menyediakan pakaian sehari-hari untuk Chris John.
Bekerjasama dengan pakar motivasi Andrie Wongso
Sebagai pembicara di beberapa seminar maupun talkshow di televisi dan radio

Kutipan
"Orang hanya mengenal saya seperti sekarang ini; sukses, terkenal, dan memiliki banyak uang. Tapi kebanyakan dari mereka tidak tahu bagaimana saya berjuang, sejak kecil digembleng ayah saya berlatih tinju dan saya hampir tidak mempunyai waktu bermain seperti anak sebaya saya."
"Saat debut tinju dalam kejuaraan tinju amatir di Banjarnegara, saya begitu grogi, sehingga saat memukul, saya memejamkan mata sambil memukul, dan rupanya banyak yang kena, sehingga saya dinyatakan menang angka."
"Biarlah orang lain menganggap gelar juara saya sekedar juara di atas kertas (paper champion) dll, tapi saya akan buktikan bahwa saya bukan seorang paper champion."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar